8 Pelajaran Kehidupan dari Drama Korea Itaewon Class (Part 2) | WaLkin' With You...
 
 
 
Copyright © WaLkin' With You...
Design by Dzignine
Monday, June 1, 2020

8 Pelajaran Kehidupan dari Drama Korea Itaewon Class (Part 2)

Hai guys! Setelah vakum selama 1 minggu, aku kembali lagi untuk sharing kelanjutan dari life lessons yang bisa kita pelajari bareng dari drakor Itaewon Class. Nah, buat kamu yang belum baca part 1 nya, kalian bisa baca di sini

Baik chingudeul, selamat menikmati dan resapi baik-baik tiap kalimatnya ya ^^

5. Lihat segala sesuatu dari sisi positif!
Park Sae Ro Yi ini adalah salah 1 tokoh yang suka buat aku geleng-geleng kepala karena ga habis pikir, positifnya gila-gilaan! Segala sesuatu pasti terjadi karena ada alasannya dan pasti ada jalan keluarnya! Waktu temen masa kecilnya khianatin dia dengan memberikan kesaksian palsu, dia bisa terima, "it's okay, there must be a reason for you to do this." Ya, emang bener sih Soo Ah ngelakuin itu demi financial support sampai dia kuliah, secara dia yatim piatu dan Soo Ah bilang dia ga sekuat Park Sae Ro Yi.

Waktu pub kecil (DanBam) Park Sae Ro Yi dibeli oleh orang yang ternyata adalah pemilik Jangga (musuh bebuyutannya), saat itu Jo Yi Seo meminta agar Jang Geun Soo yang bekerja sebagai part timer yang merupakan salah satu anak dari Jang Dae Hee (pemilik Jangga) untuk resign agar ayahnya tidak jadi membeli lokasi DanBam. 

Akibatnya Park Sae Ro Yi marah dan meyakinkan  karyawannya bahwa pasti ada jalan keluarnya. Gilanya dia membeli toko di daerah valley yang uda lesu ekonominya, emang gila nih orang, ga habis pikir tapi ya itu, ide membeli tempat di lokasi sepi bukan tanpa sebab, nanti akan aku bahas bagaimana dia mengusahakan yang terbaik untuk tempat itu hingga menjadi hitss!!! Sulit dipercaya bukan? Haha, ditunggu saja artikel selanjutnya ya guys!!

Salah satu yang terbaik adalah ketika dia secara implisit berterima kasih kepada musuh bebuyutannya - Jang Dae Hee. Jika dia tidak menyimpan dendam yang demikian besar, dia tidak akan menyiapkan rencana demi rencana agar siap mengalahkan Jangga, sebuah mimpi yang bahkan tidak digubris dan dipercayai oleh siapa pun yang berada dekat Park Sae Ro Yi saat itu, jujur aku sebagai penonton juga berpikir apa iya? Ya, walo secara sinetron tau akan terwujud, tapi sungguh menarik bagaimana dia menyiapkan strategi demi strategi untuk mewujudkan mimpinya.

6. Didikan keluargamu adalah salah satu pondasi penting dalam prinsip hidupmu! 
Park Sae Ro Yi adalah salah satu contoh anak yang berhasil dididik dalam keluarga benar, prinsip mempertahankan kebenaran jika tidak salah dan berbicara seperlunya (bukan penjilat) dia pegang teguh hingga akhir episode, jujur secara realita sulit untuk tidak berubah di tengah dunia yang makin tidak baik ini. 

Nah sebaliknya, Jang Dae Hee sebagai pemilik Jangga menanamkan didikan super keras dan otoriter kepada Jang Geun Won (musuh pertama 
Park Sae Ro Yi). Dia tumbuh menjadi anak manja dan tidak tahu arti kerja keras. Dia pikir uang bisa menyelesaikan segalanya, lagipula untuk setiap kebandelan yang dia lakukan, ayahnya pasti akan jadi orang terdepan yang akan membela dan melindungi dia dengan cara apapun, termasuk yang salah.
Ayahnya tidak pernah menyadari secara perlahan namun pasti, ajarannya telah mengubah Jang Geun Won menjadi anak yang keras, menggampangkan segala sesuatu, dan tidak berkembang. Terlebih dia menjadi orang yang sangat temperamental, dia semakin kesal ketika mendengar omelan dan mendapatkan tamparan dari ayahnya, "Dasar, anak tidak berguna!". Ayahnya tidak tahu kalimat-kalimat yang kerap menyakiti anaknya telah terpupuk menjadi dendam dan kebencian yang tiada tara.

7. You have no right to determine my values!
Nah, ini salah 1 kalimat favoritku, kena banget dan emang harusnya diyakini untuk setiap kita, tanpa kecuali. Kalimat ini pertama kali muncul ketika Park Sae Ro Yi berada di dalam penjara dan dia memang terkenal pendiam dan suka menyendiri, Choi Seung Kwon sebagai salah satu anak baru merasa penasaran dan mau bully dia, kasarnya "ngapain lu sibuk baca buku padahal lu lagi di penjara?". Mindset yang muncul adalah kalo lu di penjara, hidup lu berarti udah berakhir dan lu udah rusak, ngapain sok-sok bijak dengan baca buku.

Akhirnya Choi Seung Kwon mengganggu Park Sae Ro Yi karena tidak suka dengan idealismenya. Park Sae Ro Yi memilih untuk tidak menggubrisnya dan tetap membaca biografi Jang Dae Hee, ketika dihina karena prinsipnya untuk terus belajar dan mempersiapkan diri, kalimat ini pun terlontar, "You have no right to determine my values!"

Jujur aku sukaaaaaaaa banget waktu kalimat ini diungkit sama Park Sae Ro Yi, dia ingin menunjukkan bahwa sekalipun dia berada di penjara, siapa pun ga berhak menilai bahwa dia ga berharga. Status narapidana ga bisa membuat dia berhenti melakukan apa pun untuk menambah value hidup dia.

Ah gila gila, keren! Jujur aja kadang kita terlalu cepet memberikan judgement terhadap apa pun di sekitar kita. Kalimat ini ingetin lagi bahwa selalu ada harapan di mana pun dan bagi siapa pun asal mereka mau berusaha dan lakukan yang terbaik dari yang bisa mereka lakukan! Ga mudah untuk seorang 
Park Sae Ro Yi berpikir seoptimis itu, dengan situasi ga menentu, status narapidana yang berada di dalam penjara. Well, i can say, dia punya mental yang super duper kuat untuk terus menanamkan keyakinan itu di dalam dirinya, "there is always hope"!

Selain itu, sering kali kita menjadi pribadi yang terlalu kuatir dengan apa kata orang dengan hidup kita. Kadang apa kata orang pun kita yakini sebagai nilai diri kita, padahal penilaian mereka terhadap kita didasari atas subjektivitas tanpa tau pergumulan dan kehidupan kita. Latihlah kepekaanmu untuk membedakan yang baik dan benar, minta hikmatNya agar tidak memakan setiap kata orang sebagai penilaian mutlak untuk dirimu! Minta dukungan orang sekitarmu yang bisa kamu percayai untuk membantumu menilai dirimu.

Trust me, energimu akan habis untuk setiap kalimat yang terus kamu masukkan ke dalam hatimu sebagai penilaian mutlak, kalo kata judul buku, terkadang kita perlu punya sedikit rasa masa bodoh dengan apa kata orang agar hidupmu bahagia. Ingat, kamu berhak bahagia! :)

Oke, sekarang tiba saatnya kita akan masuk ke pelajaran ke-8 yang adalah poin terakhir namun tidak kalah penting menurutku dari drama ini.

8. You don't need to convince others about who you are
Kalimat ini muncul ketika Ma Hyun Yi sedang mengikuti kontes sejenis MasterChef untuk membuktikan dirinya sebagai koki handal, dikisahkan dia telah memenangkan 2x perlombaan dan sedang berada di grand final bersama dengan koki dari perusahaan Jangga yang selalu langganan menjadi juara 2.

Jang Geun Soo yang saat itu telah resign sebagai part timer dan kembali ke Jangga untuk menjadi pemimpin Jangga pun mencari cara untuk meyakini ayahnya bahwa dia bisa membuat koki DanBam tersebut kalah, cara yang ternyata menyakiti Ma Hyun Yi, ya... isu transgender.

Sebenarnya Ma Hyun Yi adalah seorang transgender, dari pria menjadi wanita. Isu yang cukup tabu bagi warga Korea pun sengaja diangkat pada hari grand final MasterChef berlangsung, selanjutnya tentu bisa ditebak bukan, dia lari menyendiri dan takut akan pandangan orang tentang dirinya karena dirinya yang tidak biasa dan berbeda dari orang pada umumnya.

Park Sae Ro Yi pun bergegas mencarinya, sebelumnya Ma Hyun Yi telah diingatkan agar memenangkan pertandingan demi mendapatkan sponsor utama di tengah-tengah kebangkrutan yang sedang dialami DanBam, kehilangan investor yang disebabkan oleh Jang Dae Hee.

Di tengah kegalauan Ma Hyun Yi, Park Sae Ro Yi segera mencari, menghampiri, dan menguatkannya, kalimat ini sungguh sungguh indah dan menguatkan diriku juga, "Hyun Yi ah, you don't need to convince others about who you are!" Duar! Mewek deh, haha! Ada beban begitu besar di pundak Ma Hyun Yi, "Bagaimana dia harus menjelaskan kepada orang-orang? Apakah dia bisa melanjutkan perlombaan? Apakah orang-orang akan merendahkan dia karena dia beda? Mengapa rahasia ini terbongkar padahal seharusnya hanya karyawan DanBam saja yang tahu? Aku harus berbuat apa setelah ini?" 

Aku mencoba untuk menebak isi pikirannya jika aku berada di posisi dia, namun kalimat yang dilontarkan Park Sae Ro Yi dan puisi yang dibawahkan oleh Jo Yi Seo menguatkan dan membangkitkan dia. Benar! Seharusnya aku ga perlu meyakinkan orang-orang tentang siapa diriku yang sebenarnya! Aku cukup lakukan yang terbaik dan mereka akan tahu siapa diriku!

Ma Hyun Yi pun bangkit, dia lakukan yang terbaik, di tengah-tengah lomba, ketika di-interview oleh MC, dengan gamblang dia menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang transgender, meluruskan gosip yang disebarkan pagi itu. Endingya dia memenangkan perlombaan itu di tengah-tengah cibiran dan isu transgender yang dialaminya. Percayalah, sungguh tidak mudah berada di posisi dia, butuh keberanian dan kedewasaan untuk melakukannya.

Oh! Aku teringat apa yang dilakukan Park Sae Ro Yi ketika menghibur Ma Hyun Yi, selain mengucapkan kalimat tersebut, dia juga memberinya waktu untuk berpikir apa yang hendak dilakukan selanjutnya, jika tidak kuat maka tidak perlu berkompetisi. As Park Sae Ro Yi, we all know how hard he has fought untuk mendapatkan hati calon investor ini, dia "merendahkan dirinya" dan minta tolong kepada beliau, namun tidak sedikit pun ada paksaan kepada Ma Hyun Yi untuk melanjutkan perlombaan. Deep inside, he is really a sweet and caring man! 

Sometimes, we realize it or not, we are doing the same things like her. Kita berusaha keras untuk meyakinkan bahwa fitnahan/gosip tentang diri kita itu tidak benar, berusaha mencari pembenaran agar orang tersebut percaya sama kita dan tidak berpikir buruk tentang kita. Kemudian akhirnya kita menjadi sedih dan kecewa dengan keadaan ketika satu-satu orang di sekitar kita meninggalkan kita.

Kita perlu belajar bahwa sebaik dan sebenar apa pun kita hidup, kita tidak akan pernah bisa menyenangkan semua orang. Akan tetap ada orang yang sekalipun kita benar, melihat kita salah, dan kita sejujurnya harus belajar menerima bahwa kita tidak bisa memaksakan pendapat-nilai-prinsip kita kepada semua orang. Semakin ke sini, justru semakin menyadari bahwa hal tersebut diperlukan untuk seleksi alam, karena pada akhirnya yang bertahan adalah mereka yang sungguh tahu, memahami, dan mengenal kita. Mungkin ombak itu memang perlu mampir untuk menguji siapa yang pada akhirnya memilih untuk tinggal? Who knows.. Hehe..

I kept saying this to my closest persons, miliki personal experience sama setiap orang dan jangan jadikan apa kata orang sebagai penilaian mutlak untuk orang tersebut. Pada akhirnya, aku mau mengutip kalimat yang dibagikan oleh salah seorang seniorku di kantor yang sekarang uda resign hehe.. Langit tidak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi, people know you're good if you are good! Kiranya kalimat ini boleh menjadi kekuatan bagi kita semua untuk ga perlu repot-repot menjelaskan tapi membuktikan dari keseharian kita! :)

Yey, akhirnya selesai juga membagikan 8 pelajaran kehidupan yang bisa kita petik dari drama korea Itaewon Class ini! Masih akan ada 1 artikel lagi yang membahas tentang nilai bisnis yang bisa kita pelajari dari drama ini! Stay tuned dan kalo kamu baca, tolong tinggalin comment/review di bawah ya biar meramaikan blog ini! Terima kasih dan semoga berguna!  

 

0 komentar:

Post a Comment