8 Pelajaran Kehidupan dari Drama Korea Itaewon Class (Part 1) | WaLkin' With You...
 
 
 
Copyright © WaLkin' With You...
Design by Dzignine
Monday, May 25, 2020

8 Pelajaran Kehidupan dari Drama Korea Itaewon Class (Part 1)

Hai semuanya, apa kabar kalian di tengah-tengah masa liburan dan work from home di tengah pandemik Covid-19 yang belum menemukan titik terang? Mari berdoa agar semuanya segera berakhir dan kehidupan kembali normal..

Nah, pekerjaan yang superb membuatku vakum lama dari dunia per-drakor-an, selain itu juga makin milih-milih apa yang mau ditonton, jujur uda males banget nonton drama percintaan ala Goo Jun Pyo dan Geum Jan Di, too drama. Dari dulu uda suka alur cerita drakor yang seperti I Hear Your Voice, While You Were Sleeping, Pinochio, dll. Kurang lebih pemain dan writernya itu-itu aja, haha!

Baru beberapa hari ini aku kelarin 1 drama yang aku sebenarnya menghindari karena kurang demen sama artis cewenya, tapi akhirnya kupaksakan nonton karena banyak banget orang sekitarku saranin aku nonton drama ini. Alhasil setelah aku nonton, baru episode 1, uda mewek dan yakin banget ini akan jadi salah satu drama korea terbaik yang pernah aku tonton. Yap, drama ini adalah Itaewon Class (IC)!

Bener aja, ketika kelar 16 episode yang aku habiskan dalam waktu 1,5 hari saja, aku langsung cari tau tentang rating, penghargaan, atau informasi apa pun terkait drama ini. Drama ini bener-bener beda guys! Berkelas! Nah, saking terkesannya aku sama drama ini, sampai aku memutuskan untuk kembali blogging demi nulis pelajaran kehidupan apa yang bisa kita petik dari drama ini. Hati-hati guys karena review ini mengandung spoiler! Mending sebelum baca ini, kalian nonton dulu, abis itu baru mampir ke blog ini lagi! So, let's start!

Ada 8 pelajaran kehidupan yang ingin aku bagikan kepada semuanya tentang drama korea ini, silahkan dinikmati ya ^^

1. You have no idea how proud i was. I want you to keep living like that, son! 
Kisah ini diawali dengan Park Sae Ro Yi yang baru saja pindah ke sekolah baru, di hari pertama dia sekolah, dia melihat sendiri bagaimana temen sekolahnya di-bully (Lee Ho Jin) dan dia ga tahan untuk membela. Dari situlah semuanya berawal, bahkan ketika guru masuk dan Park Sae Ro Yi melaporkannya, guru tersebut pura-pura tidak melihat dan menyuruh dia untuk duduk saja, alhasil tinju Park Sae Ro Yi pun melayang di muka Jang Geun Won; anak pemilik perusahaan makanan Jangga no 1 di Korea. 

Akhirnya kedua orang tua dipanggil ke sekolah dan Park Sae Ro Yi pun menyadari bahwa ayahnya bekerja di Jangga. Jang Dae Hee sebagai ayah sekaligus pemilik Jangga dari awal kemunculannya emang uda bikin sebel, persis anaknya, ga salah sih ada julukan, "like father like son". Bener-bener keliatan berkuasa dan semena-mena. Jang Dae Hee mengatakan bahwa dia akan mengampuni Park Sae Ro Yi asal dia berlutut dan minta maaf agar tidak dikeluarkan dari sekolah. 

Dasar Park Sae Ro Yi yang "bodoh"! Dia tidak membiarkan harga dirinya terinjak begitu saja, dia bilang "Saya tidak bisa meminta maaf untuk sesuatu yang benar yang saya lakukan, teman saya dianiaya dan bahkan guru pun tidak melakukan apa-apa!" Well, ga seperti tipikal drama korea pada umumnya, akhirnya Park Sae Ro Yi pun dikeluarkan dari sekolah di hari pertama dia pindah sekolah. Ayah Park Sae Ro Yi pun akhirnya mengundurkan diri dari Jangga karena merasa bertanggung jawab atas "kesalahan anaknya".

Park Sae Ro Yi menangis karena sikapnya telah menyusahkan ayahnya, tapi ayahnya menghibur dia dan berkata "Kamu ga tau betapa aku bangga terhadapmu! Apapun yang terjadi, aku ingin kamu terus hidup seperti itu". Kalimat itu sungguh menggetarkan hatiku; ada sisi di mana ayahnya sungguh amat bangga karena telah berhasil mendidik anaknya menjadi orang yang kuat memegang prinsip kebenaran dan tidak takut menjalaninya. 

Aku nangis juga ketika nonton dan aku yakin banyak juga yang nangis ketika nonton drakor ini. Aku sangat sangat tahu gimana susahnya mempertahankan prinsip yang benar (bukan baik) di tengah-tengah dunia yang menentang kita. Butuh niat dan konsistensi yang superb! Namun ternyata itu baru awal dari segalanya. Bonding ayah dan anak hanya bisa terlihat jelas di episode 1 karena ayahnya meninggal karena motornya ditabrak oleh mobil Jang Geun Won.

Di tengah rasa duka yang mendalam, polisi datang ke rumah duka ayahnya dan menawarkan uang sebagai kompensasi agar kasus ini ditutup, begitu tau bahwa pembunuh ayahnya adalah Jang Geun Won, dia segera berlari ke rumah sakit dan berniat untuk membunuhnya, rasa marah yang sungguh bisa dimengerti karena Park Sae Ro Yi hanya memiliki ayahnya sebagai orang yang sangat berarti dalam hidupnya, namun akhirnya digagalkan oleh Oh Soo Ah (teman Park Sae Ro Yi yang kehidupannya dibiayai oleh ayahnya). Akhirnya, Park Sae Ro Yi malah dipenjara selama 3 tahun, lagi-lagi ingin menunjukkan bahwa uang sungguh berkuasa membungkam apa pun, bahkan hukum sekalipun! Mimpi Park Sae Ro Yi menjadi polisi pun musnah karena dia adalah seorang narapidana! 

2. Hasil tidak akan mengkhianati usaha
Kehidupan penjara tidak mudah, bullying pun dihadapi Park Sae Ro Yi pada hari pertama ketika dia tiba, senior di dalam penjara meminta dia untuk berlutut sebagai anak baru di sana, tentu saja tidak dia lakukan, why? Karena dia Park Sae Ro Yi, haha. Alhasil dia dipukul bertubi-tubi, tapi tidak mengecilkan hatinya. Dia sungguh memanfaatkan waktu 3 tahun dia di dalam penjara. Tekad dia saat itu adalah balas dendam kematian ayahnya dengan membuat food company nya mengalahkan Jangga! Siapa yang percaya dia akan berhasil melakukannya? No one!

Dia membaca biografi Jang Dae Hee sebagai pendiri Jangga, mempelajari strategi bisnisnya dan mengatur apa yang akan dilakukannya ketika dia keluar dari penjara. Di salah 1 episode IC, Lee Ho Jin datang menjenguknya dan berterima kasih karena gara-gara dia, Park Sae Ro Yi dikeluarkan dari sekolah dan kehilangan ayahnya. Ternyata dari situ semua berawal, saat ditanya apa yang akan dilakukan Park Sae Ro Yi ketika bebas, dia pun menawarkan bantuan untuk membantu mewujudkan mimpinya (buka restoran - melanjutkan mimpi ayahnya yang belum tercapai!).

Bantuan yang tidak sembarangan diucap karena Lee Ho Jin mengambil jurusan bisnis keuangan yang membuat dia mengerti cara investasi uang, Park Sae Ro Yi pun memercayakan seluruh uang dari asuransi kematian ayahnya untuk dikelola Lee Ho Jin. Bukan hanya sekedar membantu, Lee Ho Jin juga ingin balas dendam kepada Jang Geun Won, yang telah mem-bully dia selama 3 tahun.

Setelah bebas dari penjara, Park Sae Ro Yi bekerja serabutan demi mengumpulkan uang selama 7 tahun, tidak diceritakan seberapa keras namun akhirnya dia berhasil membuka sebuah pub di daerah Itaewon dengan cara sewa, salah 1 daerah yang cukup bergengsi dan ternyata dekat dekat salah 1 pub milik Jangga.   

Kalau dipikir-pikir, sepertinya mustahil seorang napi dan SMA yang tidak lulus berhasil melakukannya, tapi ya itu, tidak ada yang mustahil untuk dicapai selama kita masih hidup! Dia tidak membuang waktu selama 3 tahun di penjara dan 7 tahun kerja serabutan, semua dipersiapkan dengan matang, ga kebayang betapa keras usahanya demi mewujudkan mimpinya; yang awalnya mendapatkan "cibiran" dari orang sekitarnya, "mana mungkin". Tapi itulah Park Sae Ro Yi, tidak menyerah dan yakin sama kemampuan dirinya. Ya, memang secara dekorasi dan kualitas masih kalah jauh dengan pub Jangga, tapi itu adalah langkah awal dari mimpi-mimpi lainnya yang belum terwujud. 

3. I'm not living someone's else dream, it's my life and i'm gonna living my own dream


Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari karakter Jo Yi Seo di drama ini. Dia tahu nilai dirinya, IQ 162 yang selalu menjadi nomor 1, yang tidak pernah mau kalah walau menang dengan cara licik sekalipun sudah terlihat sejak dia kecil. Ternyata itu adalah ajaran ibunya, didikan keras ibunya agar ketika dia telah dewasa, dia tidak mengalami masa susah seperti ibunya. Keras kepala dan bertekad kuat juga hal yang bisa dipelajari darinya. Termasuk ketika dia memutuskan untuk membantu Park Sae Ro Yi menggapai mimpinya, bukan cinta buta semata, tapi karena dia tau yang dia hendak bantu adalah Park Sae Ro Yi. 

Jo Yi Seo memutuskan untuk tidak kuliah dan membantu bisnis Park Sae Ro Yi, keputusan gila yang awalnya dia sembunyikan dari ibunya. Benar saja, begitu ibunya tahu, dia memberikan pilihan apakah dia mau tetap tinggal di rumah untuk kuliah/keluar rumah dan mengejar mimpi bodohnya. Dengan percaya diri, dia ambil kopernya dan bilang, "I'm not living someone's else dream or mom's dream, it's my life and i'm gonna living my own dream". Keberanian kelas dewa karena segala sesuatu bersifat tidak pasti dan dia maju atas dasar keyakini diri.

Karakter dia juga digambarkan sebagai seseorang yang tidak punya hati alias kejam, wkwk. "Pecat saja dia agar pub kita tetap dapat berjalan", salah satu kalimat yang diucapkan ketika Ma Hyun Yi sebagai koki tidak kunjung membaik masakannya. Dia juga menyuruh Jang Geun Soo (adik Jang Geun Won) yang bekerja sebagai part timer di pub Park Sae Ro Yi untuk resign agar ayahnya berhenti mengganggu mimpi Park Sae Ro Yi. Namun, seiring bertambahnya episode, kamu akan menyadari bahwa ada banyak perubahan yang dialami Jo Yi Seo dan semakin membaik menjelang akhir episode.

4. Willingness to keep growing and learning from everyone and everywhere
Park Sae Ro Yi digambarkan sebagai tokoh yang teguh memegang prinsip, bertekad kuat, sabar, suka membantu, berpikiran positif, sulit bergaul, objektif, dan selalu mau belajar dari siapa pun dan di mana pun. Bahkan Oh Soo Ah sebagai teman pertama dan gadis yang disukainya selalu bilang bahwa dia tidak akan pernah berubah, termasuk niat Park Sae Ro Yi untuk balas dendam kepada Jang Dae Hee. 

Keinginan dia untuk balas dendam tidak hanya keinginan buta dengan dasar kemarahan yang membabi buta, tapi disusun dengan strategi dan rencana yang sangat matang selama 10 tahun, termasuk ketika dia bersedia menerima kritikan pedas dari seorang bocah ingusan Jo Yi Seo, selebgram terkenal yang peka akan fashion dan food blogger tentang pub pertama yang dia dirikan. Padahal usianya beda 10 tahun dari Park Sae Ro Yi, tapi dia berkenan mendengarnya sebagai seorang ahli di bidang makanan dari sisi marketing terlepas dari usianya yang masih muda. Ada kerendahan hati di sana, mengapa? Karena kritikan yang disampai Jo Yi Seo bukan disampaikan dengan halus, tapi dengan kasar dan bertubi-tubi, karakter Jo Yi Seo digambarkan sebagai seseorang yang sangat percaya diri, tau nilai dirinya, namun tidak punya hati.

Ada 1 hal yang aku pelajari dari seluruh episode drama ini, bahwa menyimpan dan melakukan pembalasan dendam itu ternyata melelahkan jiwa, mental, emosi, waktu, dan fisik. Bukan satu hal yang bagus, tapi Park Sae Ro Yi mampu mengubah mindsetnya agar tetap positif dan terus meyakini bahwa dia mampu walaupun sebenarnya tidak banyak orang sekelilingnya yang sekuat itu.

Well, selain 4 hal di atas terkait pelajaran kehidupan yang bisa diambil dari Itaewon Class dan semua tokohnya, masih ada 4 hal lagi yang ingin aku bagikan sama kalian tapi sementara ini aku sampai part 1 dulu agar tidak bosan. Aku ajak kalian untuk nonton drakor ini karena worth it banget guys, trust me! ^^

0 komentar:

Post a Comment