Bulutangkis berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cabang olahraga yang berupa permainan yang dimainkan dengan memakai raket dan kok yang dipukul melampaui jaring yang direntangkan di tengah lapangan; badminton. Topik ini yang pertama kali terbersit di kepalaku ketika kata olahraga muncul, orang sekitarku tentu tahu betapa besar rasa cintaku pada olahraga ini. Perkenalanku pada olahraga ini dimulai dari papa yang selalu menonton pertandingan bulutangkis di televisi, tahun 1998 adalah tahun pertama aku melihat bagaimana para pemain mengayunkan raketnya dengan lincah dan terkadang mengeraskan pukulannya pada kok yang ada. Cerita perkenalanku dengan olahraga ini dapat kalian baca lebih detil di sini atau dengan berkunjung ke instagramku.
Tentu sebagai pecinta bulutangkis kita tidak asing lagi dengan salah satu ganda putra terbaik milik Indonesia yang sedang naik daun saat ini, yang konon katanya disebut-sebut sebagai pengganti Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan, iya, mereka adalah Duo Minions (Kevin Sanjaya-Marcus Fernaldi Gideon). Mereka mengawali karir dengan susah payah, tidak langsung mendapatkan kepercayaan dari pelatih/klub tempat mereka bermain sebagai tumpuan utama, mereka kerap kali berada di bawah bayang-bayang ganda putra HS-MA dan beberapa pemain ganda putra lainnya. Namun syukurlah hasil memang tidak pernah mengkhianati proses, berkat kerja keras dan kegigihan mereka perlahan namun pasti mereka semakin dikenal, berprestasi, dan bahkan berada di posisi nomor 1 dunia sebagai ganda putra terbaik dunia.
All England 2017 |
Mengapa Minions? Karena tinggi badan mereka tidaklah seperti pemain bulutangkis kebanyakan (± 175 cm), Kevin Sanjaya 170 cm dan Markus Fernaldi 169 cm, cukup ‘mini’ untuk standar rata-rata tinggi badan pemain olahraga tepok bulu tersebut. Bahkan ketika mereka berdiri di atas podium sebagai juara 1, tinggi mereka masih dapat dibalap oleh juara 2 bahkan sebelum sang juara 2 berdiri di atas podium. Memang tinggi badan mempengaruhi kecepatan footwork, namun melalui mereka, kita semua belajar bahwa tinggi badan bukanlah faktor terpenting yang harus dimiliki oleh pemenang kejuaraan bulutangkis.
Aku akan menceritakan secara singkat mengapa aku begitu jatuh hati dengan gaya permainan mereka. Berdasarkan pengalamanku yang sering lalu lalang sebagai penonton setia bulutangkis dari berbagai turnamen, mereka selalu menampilkan permainan dengan tempo yang sangat cepat, adu drive, return service yang memukau, flick serve yang terkadang mengesalkan pihak lawan, akting provokasi yang menarik untuk ditonton, dan yang terakhir namun tidak kalah penting daya juang dan semangat pantang menyerah yang sungguh patut ditiru oleh atlet lainnya.
Marcus Fernaldi Gideon bermain sebagai pengeksekusi kok dengan pukulan smash-nya yang kencang, sang penggebuk yang kerap dijuluki sebagai “Senyuman Matahari” ini memang kerap kali menyusahkan lawan dengan smash-nya yang kencang dan terarah. Marcus itu ibarat Christiano Ronaldo, dia giat berlatih bahkan dalam satu cuplikan wawancaranya dia kerap mendatangi pelatih dan meminta porsi latihan yang lebih agar dapat mengimbangin keterampilan dan kelihaian Kevin dalam bermain bulutangkis. Sedangkan Kevin Sanjaya sungguh telah menjalankan perannya sebagai playmaker dengan sangat baik, aku mengibaratkan dia seperti Lionel Messi, anak berbakat yang memang lahir untuk bermain bulutangkis, sungguh memukau dan unpredictable. Flick serve, return service, dan penempatan bola yang dilakukan oleh si "Tangan Petir" kerap kali membuatku berdecak kagum dan berpikir tidak habis pikir. Sungguh Indonesia patut bangga memiliki mereka sebagai ganda putra terbaik!
Hongkong Open 2017 |
Tahun 2017 adalah tahunnya Duo Minions, mengikuti 10 turnamen superseries dengan berada di final sebanyak 8 kali dan menjadi juara sebanyak 6 kali membuat mereka menjadi ganda putra terkaya saat ini dengan kekayaan mencapai Rp 3,121 miliar. Wow, jumlah yang fantastis bukan! Hingga saat artikel ini ditulis, mereka masih akan bersiap untuk mengikuti turnamen puncak world superseries yang akan diadakan di Dubai pada bulan Desember nanti, apabila mereka menang, mereka masih punya kesempatan untuk menambah pundi-pundi penghasilan mereka sebesar Rp 1,1 miliar. Kerja keras, semangat pantang menyerah, dan keuletan yang dipertontonkan dalam setiap pertandingan membuat mereka layak mendapatkan semuanya.